Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 3; Matius 3; Kejadian 5-6
Suatu hari ada seorang mahasiswa dipanggil ke depan kelas oleh dosennya untuk mengerjakan soal yang ada di white board. Karena ia belum paham benar dengan teori yang diajarkan maka ia hanya memegang spidol dan tidak mengerjakan apa-apa. Dosen ini pun cukup lama menunggu. Dalam pikirannya, mahasiswa ini sedang berpikir mencari jawabannya. Namun, dugaannya salah. 15 menit berlalu, ia tetap saja berdiri dan tidak ada satu pun yang ditulis mahasiswa ini.
Dosen ini pun menjadi marah dan mulai berkata yang negatif kepada mahasiswanya itu. Entah sudah berapa banyak kata-kata omelan harus didengar anak muda tersebut. Namun, ketika sang dosen tidak tahu harus berkata apa-apa lagi, ia pun mempersilahkan mahasiswa tersebut untuk duduk kembali ke bangkunya.
Peristiwa ini begitu melekat di dalam pikiran sang mahasiswa sampai waktu mata kuliah itu berakhir memori kata-kata dari dosennya masih terngiang-ngiang dalam pikirannya. Sesampai di rumah, ia pun mencoba merenungi kesalahannya dan akhirnya ia pun berkomitmen untuk rajin belajar dan mulai mencatat hal-hal yang tidak dimengerti agar bisa ditanyakan kepada rekan-rekannya yang lebih dahulu mengerti.
Tiga bulan kemudian, tepatnya ketika ujian akhir semester diadakan, mahasiswa ini mengerjakan setiap soal yang diberikan kepadanya. Bahkan, ketika ia membaca soal yang hampir sama dengan pertanyaan yang beberapa bulan lalu dikerjakannya, tanpa ragu ia menyelesaikan soal itu.
Tibalah waktu pengumuman nilai mata kuliah, dengan harap-harap cemas, mahasiswa ini melihat satu persatu nilainya dan sungguh luar biasa, semua nilai mata kuliah yang diambilnya di semester itu bagus semua. Pemuda ini membuktikan diri bahwa dengan tidak berputus asa dan berani untuk melatih diri maka semua yang mustahil awalnya dapat diraihnya saat ini.
Dalam kehidupan pasti ada fase dimana kita gagal, tetapi janganlah itu membuat kita menjadi lemah atau takut melangkah maju. Lihatlah kegagalan sebagai alasan untuk melompat lebih tinggi, bekerja lebih giat, dan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kembalilah berdiri bila Anda sempat terjatuh. Pelajari apa yang dapat dipetik dari pengalaman pahit itu dan kemudian kembalilah ke dalam pertandingan.
Orang-orang yang mengandalkan Tuhan tidak akan mudah menyerah dengan satu atau beberapa kali kegagalan yang terjadi dalam hidupnya.